Hi! 👋, Saya Dian. Founder Petani Kode dan Web Developer Expert. Suka belajar hal baru dan menulis.
Ada 271 artikel yang ditulis oleh Ahmad Muhardian

Ada cerita menarik yang saya alami ketika migrasi Petani Kode dari Blogger ke Hugo. Waktu itu, ketika saya ingin mengimpor konten dari Blogger ke Hugo, ada sesuatu yang kurang dari skrip Go yang disediakan. Kekurangannya tidak mampu membuat atau mengambil gambar (thumbnail) untuk setiap artikel. Saya kemudian berpikir, mungkin nanti saya bisa edit setiap gambar untuk artikel. Namun, rasanya akan sangat melelahkan melakukannya karena jumlah artikelnya sampai ratusan. Tidak ingin melakukan hal yang berulang-ulang seperti kata orang, Don’t Repeat Yourself di singkat DRY. Saya kemudian membuka isu baru di repositori skrip ini.
Dalam rangka migrasi Petani Kode ke Hugo, saya harus melakukan impor artikel dari Blogger ke Hugo. Untungnya Hugo sudah menyediakan skrip untuk impor konten dari blogger ke Hugo. Proses impor ini memakan waktu cukup cepat. Saya kira, tidak sampai 15 menit. Mungkin anda bisa melakukannya lebih cepat. Begini caranya… Sebelumnya, pastikan telah menginstal Go (Golang) dan Git .
Tercatat pada tanggal 11 Januari 2017, website Petani Kode mulai dikembangkan ulang dengan mesin (engine) Hugo. Hugo adalah salah satu mesin generator web statis yang berusia cukup muda. Hugo ditulis dengan bahasa pemrograman Go dan diklaim lebih cepat dari mesin sejenisnya seperti Jekyll , Middleman , Octopress , dsb.
Pelajari gimana konsep dasar pemrograman PHP. Gimana sih cara membuat web dengan PHP? Mengapa kita harus pakai PHP? dan gimana alur coding dengan PHP? Baca selengkapnya...
Bayangkan kita sedang mengerjakan proyek web dengan PHP. Kemudian kita membutuhkan beberapa library untuk melengkapi proyek ini. Biasanya, kita men-download sendiri library-nya dari internet. Tapi… Kadang library yang satu dengan yang lain saling membutuhkan agar bisa digunakan. Hal ini disebut dependency (keterkaitan/ketergantungan). Contohnya: Library X membutuhkan library Y agar bisa digunakan, kemudian library Y membutuhkan library Q,R,S. “Bagaimana kalau ada banyak sekali library yang digunakan?”
Bagaimana cara membuat web responsif? itulah pertanyaan yang cukup sering ditanyakan kepada saya. Pertanyaan ini membutuhkan jawaban yang cukup panjang, karena itu saya tidak bisa langsung menjawab secara detail melalui lisan maupun pesan instan, selain itu juga waktu yang tidak mendukung. Berangkat dari keterbatasan itu, akhirnya saya menerbitkan tulisan ini. Apakah itu RWD?RWD singkatan dari Responsive Web Design. Responsif artinya webnya dapat merespon atau menyesuaikan diri dengan perangkat yang digunakan. Misalnya kita membuka webnya melalui ponsel, maka secara otomatis tampilan webnya akan disesuaikan dengan ukuran layar ponselnya.